Laman

Test

SELAMAT DATANG DI SEBATIKCOM

Sunday, November 28, 2010

Asuhan Keperawatan Bursitis

Makalah
Asuhan Keperawatan Bursitis
Oleh : Yahya
NIM : 73.2001D.08.112
D III Keperawatan Universitas Borneo Tarakan
2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bunsitis adalah peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara langsung pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan bursa radiohumenal, sesuai urutan kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada keparahan penyakit. Bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis akut adalah terjadi secara mendadak.. bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari bursitis ?
2. Apakah etiologi dari bursitis ?
3. Bagaimanakah tanda dan gejala dari bursitis ?
4. Bagaimanakah pengobatan dari bursitis ?
5. Bagaimanalah pemeriksaan penunjang dari bursitis ?
6. Bagaimanakah diagnosa banding dari bursitis ?
7. Bagaimanakah WOC dari bursitis ?
8. Bagaimanakah ASKEP dari bursitis ?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Mahasiswa mengetahui definisi bursitis
2. Mahasiswa mengetahui etiologi bursitis
3. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala bursitis
4. Mahasiswa mengetahui pengobatan bursitis
5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang bursitis
6. Mahasiswa mengetahui diagnosa banding bursitis
7. Mahasiswa mengetahui WOC bursitis
8. Mahasiswa mengetahui ASKEP bursitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti. Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahi pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan. Bursa yang sering terkena adalah :
1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.
2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang membengkak dan suntikan kortikosteroid local.
3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada daerah pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada tendon untuk menghindari risiko rupture.
4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.
5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai pada wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan kadang-kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial inferior, distal garis sendi.
6. Bursitis pre patellar (house maid’s knee dengan keluhan yang khas pada lutut, yaitu rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada bagian anterior lutut (patela). Penyebab yang paling sering karena lutut sering bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis pada lutut yang menimbulkan pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir lutut.
7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada posisi dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya jelas tetapi kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan dengan memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau perlu dapat diberi suntikan local kortikosteroid.
8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu :
a. Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles.
b. Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles
c. Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis yang berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada Achilles dan dapat mengakibatkan rupture tendon.
9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini terutama di sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.
10. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu :
a. bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur, menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri istimewa pada malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan, rotasi internal atau kalau mendapat penekanan di daerah trokanter tersebut dijumpai otot-otot menegang kaku. Dan pada foto roentgen terlihat adanya deposit kalsium. Penanggulangan dengan suntikan local lidocain 1%.
b. Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah lateral segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament inguinal,
Bursitis digolongkan menjadi 2 :
1. Bursitis akut terjadi secara mendadak.
Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
2. Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan menebak dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tanbah. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pregerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.
B. Etiologi
Penyebabnya sering kali tidak diketahui, tetapi burnitis dapa disebabkan oleh :
a. Cedera
b. Gout
c. Pseudogout
d. Arthritis rematoid
e. Infeksi.
Yang paling mudah terkena bursitis adalah bahu, bagian tubuh lainnya yang juga terkena bursitis adalah sikut, pinggul, lutut, jari kaki, dan tumit.
C. Tanda dan Gejala
Gejala utama pada bursitis pada umunya berupa pembengkakan lokal, panas, merah, dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
D. Pengobatan
Bursa yang terinfeksi harus dikeringakan dan diberikan obat antibiotik. Burnitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen). Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran daru obat bius lokan dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari satu kali. Pada burnitis yang berat dibrikan kortikostiroid (misalnya perdnison) per-oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarun atau melalui pembadahan. Kortikosteoid bisa langsung disumtikkan ke dalam sendi. Terapi fisik dilakukan untuk mengemblikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jankau sendi. Bursitis sering kambuh jika penyebabnya ( misalnya, gout, arthritis rematoid atau pemakaianberlebihan) tidak diatasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Ada pemeriksaan khusus untuk memastikan adanya bursitis yaitu dengan radiografi. Pada daerah yang terserang biasanya menunjukkan adanya klasifikasi dalam bursa, tendon atau jaringan lunak yang berdekatan.
F. Diagnosa Banding
1. Sepsis atau sinflamasi : aspirasi dan biakan
2. Mungkin sukar dibedakan antara bursitis dan arthritis inflamasi akut, selulitis, atau ostiomieolitis.
3. Diagnosa sering ditegakkan berdasarkan lokasi nyeri pada tempat yang klasik.
4. Sendi yang terserang biasanya mempunyai ruang gerak pasif yang hampir normal.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji lokasi, intensitas dan derajat nyeri.
2. Berikan posisi yang nyaman.
3. Berikan kasur busa atau bantal air pada bagian yang nyeri.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
5. Kolaborasi pemberian aspirin. 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keafektifan program.
2. Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri.
3. Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.
4. Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.
5. Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
B. Gangguan inteloriensi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan/ keletihan.
Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam.
Kriteria hasil :
- Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan
- Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleriansi aktifitas.
INTERVENSI RASIONAL
1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
2. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan
3. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan
4. Berikan lingkungan yang aman 1. Klien menunjukkan kelemahannya berkurang dan dapat melakukan aktifitasnya
2. Menghemat energi untuk aktifitas
3. Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi dan seluruh fase penyakit yang penting mencegah kelemhan
4. Menghindari cedera akibat kecelakaan
C. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan, nyeri pada waktu bergerak.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu melakukan perawatan terhadap dirnya secara mandiri.
Kriteria hasil :
• Klien mampu melaksanakan aktifitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.
• Klien mampu mendemontrasikan perubahan teknik atau gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kajian keterbatasan klien dalam peraatan diri.
2. Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri dan program latihan.
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dan perawatan diri.
4. Konsul dengan ahli terapi okulasi. 1. Mungkin dapat melanjutkan aktifitas umum dengan melakukan adaptasi yang dilakukan pada saaat ini.
2. Mendukung kemandirian fisik / emosional.
3. Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.
4. Berguna untuk menentukan alat bantu utnuk memenuhi kebutuhan individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya ( Kamus Kedokteran Dorland )
• Bursitis adalah peradanganpada bursa yang terjadi pada tempat perlekatan tendon atau otot dengan tulang sebab yang belum diketahui dengan pasti.
• Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri
• Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovialyang memedahkan prgerakan normal daripada otot dan berfungsi untuk mengurangi gesekan
Etiologi
1. Cedera
2. Gout
3. Pseudogout
4. Arthritis Rematoid
Manifestasi Klinis
1. Pembengkakan lokal, paras, merah
2. Nyeri
3. Pembatasan gerak
3.2 Saran
Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya. Bursitis biasanya terjadi pada bahu, siku, pinggul, panggul, tumit, jari kaki, dan tumit. Hal ini juga disebabkan pola perilaku kita yang tidak disengaja ( seperti menyangga kepala menggunakan sikut ), kebiasaan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya bursitis. Oleh karena itu kita harus membiasakan serta memperhatikan kebiasaan perilaku kita yang tidak baik. Selain itu juga kita harus menghindari hal-hal yang menyebabkan terjadinya bursitis.

No comments:

Post a Comment